TRANSLATE

Minggu, 07 Juli 2013

Human Resource yang Kompeten Penunjang ASEAN Community 2015



Hai~~ hehehehe :) Sekarang Nila mau bagi* esai yg Nila buat waktu lomba di UNDIKSHA :P Walaupun belum berhasil tapi Nila tetap bangga:)
Boleh dicopy kok:) Tapi inget ijin dulu yaaa~~ :D Special thanks buat artikel lain yg udah ngijinin ngutip :) Makasie bnyaakk~~ SEMOGA BERMANFAAT :D


Human Resource yang Kompeten Penunjang ASEAN Community 2015

            Perhimpunan Bangsa-bangsa Asia Tenggara (Perbara) atau lebih populer dengan sebutan Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) merupakan sebuah organisasi geo-politik dan ekonomi dari negara-negara di kawasan Asia Tenggara, yang didirikan di Bangkok, 8 Agustus 1967 berdasarkan Deklarasi Bangkok oleh Indonesia, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Thailand. Organisasi ini bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, kemajuan sosial, dan pengembangan kebudayaan negara-negara anggotanya, memajukan perdamaian dan stabilitas di tingkat regionalnya, serta meningkatkan kesempatan untuk memmbahas perbedaan diantara anggotanya dengan damai.
            ASEAN telah banyak mengalami perubahan dan perkembangan positif yang signifikan, dimana kerjasama ASEAN sekarang ini tengah menuju pada tahapan baru yang lebih integratif dan berwawasan kedepan melalui pembentukan ASEAN Community 2015, yaitu sebuah komunitas yang berpandangan maju; hidup dalam lingkungan yang damai, stabil dan makmur; dipersatukan oleh hubungan kemitraan yang dinamis dan masyarakat yang saling peduli. Tujuan dari ASEAN Community ini adalah untuk mengintegrasi negara-negara di ASEAN dalam mendorong terciptanya kekompakan, kesejahteraan bersama dan saling peduli diantara negara-negara di kawasan Asia Tenggara. Pembentukan ASEAN Community 2015 dilandasi oleh tiga pilar, yaitu ASEAN Political Security Community, ASEAN Economic Community dan ASEAN Socio Cultural Community.
ASEAN Community 2015 merupakan moment penting yang terbuka bagi negara-negara ASEAN dalam  hal mobility dan connectivity sumber daya manusia ASEAN di semua bidang. Kata “connectivity” menunjukkan arah penyatuan ekonomi secara regional dan pertanda dibangunnya jaringan bisnis yang menghubungkan kantung-kantung ekonomi daerah yang tersebar di berbagai kawasan. Mengingat populasi penduduk di negara ASEAN berjumlah sekitar 600 juta orang sedangkan populasi terbanyak di ASEAN adalah negara Indonesia mencapai sekitar 300 juta orang, jadi Indonesia merupakan ½ jumlah penduduk di ASEAN. Untuk itu peran Indonesia sangat diharapkan dalam kancah 3 Pilar ASEAN tersebut.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) dan Sekjen ASEAN Le Luong Minh, pada Senin, 8 April 2013 di kantor Presiden Jakarta, mengemukakan , Indonesia memiliki peran penting dalam mewujudkan ASEAN community dan mengapresiasi akan dukungan terhadap ASEAN selama ini maka untuk mewujudkan ASEAN community ini dibutuhkan lingkungan yang damai dan stabil. Selain itu, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan, pada Rabu, 11 Maret 2012 di Jakarta mengemukakan dengan mumpuni dan kompetennya SDM, maka Indonesia akan mampu bermain dalam single market ketika menjadi anggota ASEAN Community.
Apa yang disampaikan oleh Menteri Perdagangan Gita Wirjawan ada benarnya. Untuk menyongsong ASEAN Community 2015 sangat dibutuhkan sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni dan kompeten, sehingga setiap negara akan mampu menjalankan usaha dalam single market ketika menjadi anggota ASEAN Community nantinya. Karenanya, pembenahan kompetensi-kompetensi dasar untuk meningkatkan kualitas SDM dibutuhkan untuk bisa bersaing.
Ada tiga kompetensi dasar yang harus dikuasi seseorang untuk menjadi sumber daya manusia yang kompeten dan mampu bersaing, yaitu: kompetensi sosial, kompetensi pedagogik dan pelatihan, kompetensi kepribadian serta pengembangan diri.
1.         Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial yaitu kemampuan seseorang membangun relasi dengan orang lain. Karena itu potensi sosial mempunyai hubungan erat dengan penyesuaian sosial dan kualitas interaksi antarpribadi. Singkatnya, kompetensi sosial ialah kemampuan seseorang dengan menggunakan keterampilan dan pengetahuannya untuk melakukan relasi positif dengan orang lain. Kompetensi sosial ini jika dikaitkan dengan kualitas SDM sangat menjadi penentunya. Kemampuan seseorang membangun relasi dan komunikasi dalam suatu lingkungan sangat diperlukan. Karena bila suatu individu mampu menarik minat individu lainnya, komunikasi panjang pun akan tercipta. Sehingga, individu tersebut dapat memanfaatkan celah untuk mendapatkan suatu kesempatan. Contohnya seorang sales yang mampu menciptakan relasi yang baik maka sales tersebut dapat berkomunikasi jauh terhadap calon pembelinya. Dari hal tersebutlah sales tersebut dapat menawarkan produknya.
  1. Kompetensi Pedagogik dan Pelatihan
Kompetensi pedagogik berkaitan dengan pendidikan. Pendidikan menjadi hal yang sangat penting untuk meningkatkan kualitas SDM suatu negara. Pendidikan yang berkualitas dapat mencetak SDM yang berkualitas pula. Maka, untuk menjadi SDM yang berkualitas, seseorang harus mempunyai pemikiran matang dalam menghadapi sesuatu hal. Pembentukan pemikiran tersebut dapat diwujudkan melalui bantuan pendidikan baik itu pendidikan formal atau non-formal. Namun, hal terpenting dalam memperoleh kompetensi ini adalah kemauan dan minat seseorang dalam mengikuti suatu pendidikan.
Pelatihan dan pengembangan dapat didefinisikan sebagai usaha yang terencana dari organisasi untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan sumber daya manusia. Pelatihan dan pengembangan merupakan dua konsep yang sama, yaitu untuk meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kemampuan. Tetapi apabila dilihat dari sasarannya, pelatihan lebih ditekankan pada peningkatan kemampuan untuk melakukan pekerjaan yang spesifik pada saat ini, dan pengembangan lebih ditekankan pada peningkatan pengetahuan untuk melakukan pekerjaan pada masa yang akan datang, yang dilakukan melalui pendekatan yang terintegrasi dengan kegiatan lain untuk mengubah perilaku kerja. Terdapat beberapa keuntungan dengan dilakukannya pelatihan dan pengembangan bagi pegawai yang pada akhirnya akan membawa keuntungan bagi organisasi diantaranya: mendorong pencapaian pengembangan diri sumber daya manusia, memberikan kesempatan bagi sumber daya manusia untuk berkembang dan memiliki pandangan tentang masa depan karirnya, membantu pegawai dalam menangani konflik dan ketegangan, meningkatkan kepuasan kerja dan prestasi kerja, menjadi jalan untuk perbaikan keterampilan dalam bersosialisasi dan berkomunikasi, membantu menghilangkan ketakutan dalam mencoba hal-hal baru dalam pekerjaan dan menggerakkan pegawai untuk mencapai tujuan-tujuan organisasi .
Berdasarkan hal-hal di atas maka pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia memberikan dampak yang baik terhadap kinerja sumber daya manusia tersebut sebagai individu. Hal ini jelas akan membawa peningkatan terhadap kinerja suatu negara atau organisasi apabila pelatihan dan pengembangan pegawai dilakukan secara terencana dan berkesinambungan. Pengembangan SDM dirasakan sangat penting karena tuntutan pekerjaan yang sangat kompleks akibat kemajuan teknologi dan kompetisi diantara berbagai organisasi, sangat membutuhkan pengembangan pegawai yang baik.
3.      Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian dapat dipahami dengan memahami lebih dulu pengertian kepribadian. Kepribadian adalah totalitas psikhophisis yang kompleks dari individu, sehingga tampak di dalam tingkah laku yang unik, yang membedakannya dari individu lain. Psikologi kepribadian mempelajari ketidaksamaan antara satu individu dengan individu lain, sebab yang benar-benar identik tidak pernah ada sejak adanya manusia. Pembentukan kepribadian sangat diharapkan guna membentuk SDM yang berkualitas. Seseorang yang berkepribadian baik dapat mengarahkan pemikirannya guna menjadikan dirinya sendiri sebagai SDM yang mumpuni. Hal itu disebabkan karena bila kepribadian orang tersebut terarah, teratur maka jaminan mengenai SDM yang mampu bersaing sudah dapat dipegang teguh.
  1. Pengembangan Diri
Pengembangan Diri adalah ilmu yang berhubungan dengan cara mengembangkan potensi diri sendiri. Pengembangan diri ini berhubungan dengan diri sendiri bukan dengan orang lain. Potensi diri maksudnya adalah sesuatu yang kita punyai yang merupakan kekuatan dan  belum tergali secara maksimal.
Proses pencerahan adalah salah satu istilah yang biasa dipakai untuk menggambarkan sesuatu yang sebelumnya kita tidak mengerti menjadi paham kemudian. Pengembangan diri merupakan pelajaran tentang sikap perilaku.atau budi pekerti. Istilah ini sebenarnya kurang tepat menggambarkan tentang gambaran tindakan dan sikap seseorang yang diperlihatkan kepada orang lain. Sikap perilaku adalah ahlak dalam istilah lain. Sikap perilaku ini berhubungan dengan paradigma seseorang atau cara pandang seseorang tentang sesuatu. Tujuan dari pengembangan diri adalah mengubah paradigma seseorang terhadap sumber daya manusia dan mempunyai sikap profesional dalam bekerja.
  1. Keefektifan Kerja
Selain kompetensi-kompetensi dasar diatas, keefisienan atau keefektifan kerja serta dukungan partisipasi aktif dan menyeluruh dari seluruh masyarakat juga menjadi faktor pembentuk kesiapan sumber daya manusia yang mampu bersaing. Efektif dapat dimaknai sebagai ciri dalam mengerjakan sesuatu yang benar. Keefektifan mengandung ciri keunggulan dalam mengerjakan sesuatu yang benar. Jadi bila seseorang mengerjakan sesuatu yang benar maka dia bekerja dengan efektif. Proses pembelajaran bisa dilakukan lewat jalur pelatihan dan jalur pengalaman bekerja. Bergantung pada tingkat atau posisi pekerjaan maka jenis pembelajaran pun akan beragam. Mulai dari tingkat penguasaan pengetahuan dan konsep-konsep manajerial sampai pengetahuan praktis teknis operasional serta kecerdasan sosial, spiritual, dan emosional. Bisa dalam bentuk magang bisa juga dalam bentuk kelas dimana porsi praktek jauh lebih banyak ketimbang teori. Lama kelamaan dari proses pembelajaran lewat pengalaman kerjanya yang berulang-ulang, keefektifan akan menjadi habit atau kebiasaan. Pada saatnya, keefektifan sudah dipandang sebagai kebutuhan individu dalam mencapai kinerja tertentu.
Untuk mencapai keefektifan maka ada beberapa dimensi yang perlu diketahui dan dipenuhi selama proses pembelajaran yakni pertama pengetahuan tentang apa yang perlu dilakukan dan apa yang dinilai benar menurut perusahaan. Pengetahuan ini sangat penting dalam penguasaan sisi teknis, manajerial, dan kepemimpinan. Unsur kedua adalah mengubah pengetahuan menjadi kegiatan efektif yang meliputi kegiatan-kegiatan pengembangan rencana kegiatan, tanggung jawab dalam pengambilan keputusan, tanggung jawab berkomunikasi, dan fokus pada peluang ketimbang pada permasalahan. Sementara yang ketiga adalah keseluruhan organisasi harus merasa bertanggung jawab dan bertanggung-gugat (akuntabilitas) yang antara lain agar setiap orang memahami posisi, tujuan dan program organisasi melalui penyelenggaraan rapat-rapat yang produktif, pemantauan dan pengawasan. Selain itu  dalam bekerja tiap individu selalu berorientasi pada pemikiran kepentingan kolektif ketimbang kepentingan pribadi  sendiri.
Agar keefektifan berjalan dinamis maka proses pembelajaran tidak mengenal kata berhenti. Pembelajaran berlangsung secara berkelanjutan. Alasannya karena faktor-faktor internal dan eksternal organisasi juga tidak pernah surut. Karena itu pembelajaran seharusnya terprogram dan merupakan bagian dari rencana strategis organisasi. Konsep ini mengacu pada pemikiran bahwa sekalipun pembelajaran dilakukan lewat jalur pengalaman bekerja, proses pembaharuan potensi individu selalu diarahkan pada upaya menjawab tantangan dan peluang-peluang yang ada. Dengan kata lain keefektifan akan terwujud melalui proses pembelajaran efektif. Syarat utama untuk terpenuhinya keefektifan maka manajemen puncak itu sendiri harus memiliki spirit membangun suasana belajar di lingkungan perusahaan. Keteladanan pihak manajemen dalam pembelajaran juga dapat dijadikan sebagai unsur pemotivasi bagi para sub-ordinasinya untuk mau belajar dan bekerja secara efektif.
 Prioritas utama untuk mampu dalam ASEAN Community ini adalah kemampuan manajemen mengubah human resource menjadi human capital. Melalui kompetensi-kompetensi dasar tersebut diharapkan dapat membentuk suatu sumber daya yang kompeten dalam bidangnya. Keberadaan ASEAN community sangat memungkinkan membuka peluang dan tantangan yang positif di masa depan. Oleh sebab itu, mulai dari sekarang, setiap pemerintah daerah sudah sewajarnya untuk memanfaatkan peluang dan tantangan tersebut untuk membina sumber daya manusia setempat untuk memasuki ASEAN community. Dengan terbentuknya Komunitas ASEAN 2015 ini, diharapkan dapat menjawab semua tantangan dan permasalahan yang terjadi pada negara-negara yang tergabung dalam keanggotaan ASEAN ini. Persoalan lain yang perlu dibenahi adalah Indonesia masih terlalu sibuk dengan hiruk-pikuk politik menyambut pemilu presiden 2014. Pembenahan sektor SDM,  termasuk pendidikan dan ketenagakerjaan seharusnya segera menjadi prioritas pemerintah agar Indonesia bisa berbenah diri dan bersiap menghadapi peluang dan ancaman masa datang. Jika tidak, penerapan AEC 2015 mendatang kemungkinanan besar akan membawa efek negatif bagi tenaga professional Indonesia dan serbuan produk dari negara anggota ASEAN lainnya.
Gambaran pesimisnya adalah jangan sampai Indonesia hanya bisa mengusai level buruh, sementara level manajerial didominasi oleh tenaga-tenaga kerja asing dan produk asing yang lebih berkualitas berdaulat di negeri sendiri. Alangkah baiknya jika Indonesia bangun, terutama civitas akademika sebagai cendikiawan-cendikiawan Indonesia masa depan, segeralah mengejar ketertinggalan dan mempersempit jurang kualitas SDM, terutama di bidang pendidikan. ASEAN Community merupakan peluang untuk memperkenalkan karya dan kualitas bangsa, bukan merupakan ancaman yang perlu ditakuti dan mundur sebelum berperang. Mari bentuk karya nyata demi amanat sang pejuang! Ayo bergabung dan mengaktualisasi diri di medan global. Indonesia harus bisa!

*Dikutip dari Berbagai Sumber

Penulis: Ni Nyoman Nila Arieswari